Pandemi COVID-19 telah mengubah gaya hidup dan kebiasaan manusia. Aktivitas di luar rumah harus dikurangi untuk memutus rantai penyebaran virus. Hal itu membuat masyarakat seringkali dilanda rasa bosan. Salah satu solusi saat bosan melanda adalah membuka media sosial. Namun, hal ini justru memicu adanya fenomena doomscrolling. Apa itu doomscrolling? Simak lengkapnya di sini!
Berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite, pengguna media sosial di Indonesia telah mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari populasi. Hal itu dapat dilihat dari kecenderungan orang saat mencari informasi. Saat ini, informasi terlengkap telah tersedia di semua platform yang terkoneksi internet, terutama media sosial.
Di tengah masa pandemi COVID-19, tak jarang masyarakat Indonesia mencari tahu perkembangan dan update terbaru dari penyebaran virus melalui internet. Namun, tanpa disadari kondisi pandemi ini telah menciptakan fenomena baru yang disebut dengan doomscrolling atau doomsurfing. Istilah tersebut digunakan untuk orang yang memiliki kecenderungan menelusuri sesuatu di dunia maya secara berlebihan, baik scrolling media sosial tanpa henti maupun mengakses berita negatif.
Faktor Pemicu Doomscrolling
Berdasarkan informasi dari psikologi klinis California, Dr. Carla Marie Manly, manusia akan merasa lebih aman jika mengikuti informasi terbaru. Akan tetapi, sebagian dari manusia tersebut tidak sadar bahwa konsumsi berita negatif justru dapat menyebabkan ketakutan, cemas, hingga stres. Kecemasan yang terjadi terus menerus akan menimbulkan serangan panik pada orang yang mengalaminya.
Psikoanalisis lainnya di Kota New Jersey, Babita Spinelli juga menjelaskan bahwa orang akan beralih ke media sosial untuk mendapatkan informasi saat mengalami stres. Padahal, media sosial justru dapat memperparah keadaan cemas atau stres. Di tengah kondisi pandemi, banyak informasi negatif yang terdapat dalam media sosial.
Rasa ingin tahu tentang informasi di tengah pandemi menjadi faktor utama pemicu doomscrolling. Selain itu, isolasi mandiri, baik secara fisik maupun sosial selama COVID-19 menimbulkan kecemasan dan keinginan berlebihan untuk tetap terhubung dengan aktivitas sosial meskipun hal itu negatif.
Efek Doomscrolling bagi Tubuh
Doomscrolling akan memengaruhi kesehatan mental karena menyebabkan kecemasan dan emosi negatif. Doomscrolling juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan tidur. Hal itu tentunya memperburuk kondisi tubuh dan membuat imun menurun. Selain itu, kamu juga bisa mengalami kelelahan mental sehingga mudah marah dan sensitif.
Tips Menghindari Doomscrolling
Meskipun sampai saat ini pandemi masih melanda Indonesia, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mencegah doomscrolling. Berikut beberapa tips dari ITEBA.
Batasi diri dalam mengakses media sosial
Untuk menggunakan media sosial secara bijak, kamu harus menentukan kapan dan berapa lama akan mengakses seluruh informasi media sosial dalam sehari. Jika perlu, kamu bisa memasang stopwatch sebagai batas waktu.
Sadari tujuan awal saat mengakses informasi
Sebelum akses informasi, sebaiknya kamu menentukan tujual awal. Misalnya, kamu hanya ingin mengakses informasi tentang bahan ajar kuliah. Jangan sampai terjebak untuk membaca informasi yang tidak relevan dari tujuan awal. Hal itu juga bisa menjadi salah satu cara untuk bijak menggunakan teknologi masa kini.
Kamu ingin mempelajari ilmu teknologi atau mempelajari lebih lanjut cara bijak berteknologi? Yuk, jadi bagian keluarga ITEBA.
Untuk informasi lebih lengkapnya, kunjungi website ITEBA dan lakukan pendaftaran di sini!