Pada Hari Kamis 3 November 2022, BRIN atau Badan Riset & Inovasi Nasional bekerjasama dengan Universitas Andalas secara resmi meluncurkan PKR (Pusat Kolaborasi Riset) Nanoselulosa yang bertempat di kampus Unand, Padang. Rektor ITEBA Prof. Dr.-Ing. Ir. H. Hairul Abral terpilih sebagai ketua PKR Nanoselulosa. Organisasi ini merupakan bentuk kolaborasi riset dan inovasi dengan standar yang tinggi dan hasilnya relevan dengan kebutuhan iptek khususnya di bidang nanoselulosa. Dibentuknya PKR Nanoselulosa tidak hanya melibatkan dua institusi, BRIN dan Unand, melainkan melibatkan juga tiga kampus mitra lainnya, termasuk di dalamnya Institut Teknologi Batam (ITEBA). Wakil Rektor 1 ITEBA, Dr. Eng. Ansarullah Lawi, juga terpilih sebagai salah satu tim PKR yang diharapkan turut memberi andil dalam mencapai visi tahun 2026, menjadi Pusat Kolaborasi Riset yang maju dan unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis Nanoselulosa yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan berkolaborasi dengan mitra Nasional dan Internasional. Harapannya kontribusi ini akan turut juga menaikkan nama ITEBA di dunia Internasional.
“Selama tiga tahun, sesuai kontraknya, target yang diharapkan adalah menghasilkan luaran berbasis nanoselulosa, produk prototipe, paten/HKI, keterlibatan mahasiswa S1, S2, dan S3, serta publikasi jurnal internasional bereputasi,” ujar Rektor ITEBA yang sekaligus Ketua PKR Nanoselulosa. Detail informasi PKR Nanoselulosa dapat dilihat pada situs pkrnanoselulosa.com.
Pada seremoni peresmian PKR ini, hadir Anggota Komisi VII DPR RI yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Vitka, Dr. Asman Abnur, SE., MSi, serta Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko. Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Vitka mengatakan, riset kolaborasi ini ke depan harusnya menjadi keunggulan Indonesia. Hasil publikasi yang bermutu tinggi kelas dunia idealnya dapat dihilirasi ke industri dalam negeri sehingga keuntungannya tidak lagi diambil oleh orang luar.
”Sudah saatnya kita berkolaborasi menyatukan kekuatan antara BRIN, universitas, dan pelaku bisnis, untuk menghasilkan karya-karya riset yang berkualitas yang sekaligus dapat dipakai industri-industri di Indonesia,” Ujar Dr. Asman Abnur, SE., M.Si.
Kepala BRIN dalam sambutannya mengatakan, skema dibentuknya pusat kolaborasi riset ini merupakan salah satu bentuk skema hibah riset yang dikelola oleh BRIN. Pengelolaan skema hibah riset ini merupakan salah satu fungsi BRIN sebagai satu-satunya lembaga riset di Indonesia. Kendati namanya pusat riset, namun PKR bukanlah sebuah struktur organisasi yang permanen di dalam BRIN. “PKR bukan permanen seperti pusat riset yang tertera dalam struktur organisasi BRIN, karena kami tidak ingin membuat BRIN semakin membesar organisasinya,” tuturnya.
Setelah penyampaian kata-kata sambutan, acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara BRIN dan ITEBA. MoU atau kerja sama ini meliputi dukungan pengembangan riset dan inovasi bagi ITEBA dalam hal pendanaan riset, SDM dan fasilitas riset seperti pemanfaatan laboratorium dalam rangka mendukung manajemen talenta.
Kepala BRIN berharap kerja sama ini dapat menumbuhkan manajemen talenta riset dan inovasi bersama dengan ITEBA agar dapat dikembangkan secara berkelanjutan dengan ITEBA yang merupakan kampus pendidikan.
Menurut Rektor ITEBA, dukungan lain seperti pendanaan riset juga sangat dibutuhkan bagi para periset Perguruan Tinggi, sehingga ke depan riset unggulan dapat dikerjasamakan dengan BRIN.
“Harapannya ke depan kerja sama ini dapat membentuk konsorsium peneliti dari ITEBA agar makin solid baik dalam hal riset dan inovasi. Kerjasama ini memberikan spirit dan optimisme yang tinggi dari civitas akademika ITEBA untuk maju dan hebat seperti kampus-kampus besar lainnya melalui penelitian dan pengabdian,” katanya. (ALI)