ITEBA – Hadir dalam kesempatan tersebut, Gubernur Kepri, Dr H Nurdin Basirun S. Sos. M. Si. diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Kepri, Syamsul Bahrum Ph. D, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Prof H Dr Irwan Prayitno SPsi. MSc, Kapolda Kepri, Irjen Pol Drs Didid Widjanardi SH, Wali Kota Batam, H Muhammad Rudi SE MM diwakili Drs Jefridin MPd, Wali Kota Padang, H Mahyeldi Ansharullah SP, Kapolresta Barelang, Kombes Pol Henki, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri, Ir Cahya, dr Puardi Djarius, Ketua Yayasan Vitka, Tirta Mulyadi SE, dan lainnya.
Dari akademisi hadir mantan Wakil Mendiknas, Prof DR Fasli Djalal, Rektor Universitas Andalas (Unand), Prof Dr Tafdil Husni SE MBA, Koordinator Kopertis X Wilayah (Sumbar Riau Jambi dan Kepri), Prof Dr Herri MBA, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, DR Anang Sutono MM. Par. CHE, Direktur Politeknik Negeri Batam, Dr Priyono Eko Sanyoto, dan lainnya.
ITEBA papar mantan Wali Kota Batam (2001-205) ini dibangun sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat Batam, Kepri umumnya. ITEBA yang memiliki moto Competence in Technology itu telah mendapat izin dari Menristekdikti, SK Nomor: 601/KPT/I/2017 tentang izin pendirian ITEBA di Batam, Kepri, yang diselenggarakan Yayasan Vitka.
‘’Saya sangat peduli dengan Batam, Kepri umumnya. Begitu juga di bidang keamanan. Dulu saat ada kebijakan menaikan status beberapa Polda di Indonesia, Polda Kepri tidak termasuk. Saya langsung usulkan ke pemerintah. Alhamdulillah Polda Kepri disetujui naik status menjadi tipe A,’’ sebut Asman.
ITEBA menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan dan pembelajaran di bidang sains, teknik, dan desain yang dapat menghasilkan lulusan yang andal di bidangnya.
Untuk pendiriannya, ITEBA bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan SK Nomor: 001-IV/Ad.SPK-YV/2017 dan Nomor: 0127/I1.B04/ADD.SPK-WRRIM/III/2017. Juga bekerja sama dengan Yayasan Vitka, dan Batam Tourism Polytechnic (BTP). Informasi ITEBA dapat diakses di website: https://www.iteba.ac.id
Asman mengingatkan, Indonesia sudah tertinggal di bidang pendidikan dengan Malaysia. Padahal dulu, tahun 1970-an, Indonesia mengirim guru, dosen, guru besar ke negeri jiran tersebut. Malaysia meninggalkan Indonesia. Kini, kebesaran, kualitas pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan lagi. Caranya, dengan membangun, mendirikan, membuka perguruan tinggi, program studi (prodi) yang dibutuhkan masyarakat, dunia industri, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti ITEBA dan Batam Tourism Polytechnic (BTP) (yang sudah duluan dibangun Yayasan Vitka, dan sedang berjalan).
Indonesia sebut Asman, jangan lagi mengirim Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Kita kirim tenaga ahli di bidang pariwisata, perhotelan, sains, teknologi, multimedia, grafis, animator, digital fotografer dan lainnya ke luar negeri.
‘’Para ahli itu, tempat mendidiknya di ITEBA dan BTP,’’ papar Asman yang juga menjabat sebagai Ketua Penbina Yayasan Vitka.
Kreasi dan inovasi anak bangsa di bidang animasi papar Asman, telah terbukti dengan dikenalnya, dan dipakainya iklan animasi seorang pemuda di Nongsa, Batam oleh masyarakat internasional. Pemuda pemudi Kepri (Indonesia) perlu melihat, dan mengambil potensi ini dengan bergabung di ITEBA. Biaya pendidikan di ITEBA lebih murah dan tidak kalah dengan universitas/ perguruan tinggi dengan jurusan yang sama di luar negeri.
Sementara itu, di hadapan ratusan hadirin, Mohammad Nasir mengaku sangat mendukung keberadaan ITEBA. Pengelolaan yang baik, kampus yang lengkap, dan didukung sumber daya manusia (SDM) andal, akan menjadikan ITEBA sebagai referensi bagi peguruan tinggi di Indonesia.
ITEBA perlu membuka prodi yang tidak ada di Institut Teknologi Bandung (ITB). Perlu juga dibuat terobosan dengan ruang belajar yang tidak terlalu luas. Laboratorium lengkap, dan absen paperless. Dosennya 50 persen dari praktisi industri, dan 50 persen lagi dosen dari akademisi berkompetensi.
‘’ITEBA yang berada di bawah naungan Yayasan Vitamin Orang Kaya (VITKA) akan sangat membantu Kepri, dan Indonesia dalam menghasilkan tenaga ahli di bidang teknologi industri dan teknologi informasi,’’ sebut Nasir yang sedikit bergurau dengan mempelesetkan kepanjangan Vitka. Gurauan Nasir ini mengundang gelak tawa hadirin sekaligus mencairkan suasana sore dengan langit teduh kala itu.
ITEBA papar Nasir, fokus pada kualitas, SDM, manajemen, sarana dan prasarana. Melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi nasional dan internasional. Itu akan mengangkat nama baik, kualitas ITEBA, serta alumnus ITEBA. Saat ini, baru tiga perguruan tinggi nasional masuk kelas dunia yaitu: Universitas Indonesia (UI) dengan level 277, ITB level 351, dan UGM level 401. Ini perlu menjadi perhatian semua pihak.
Masih soal kualitas papar Nasir, Indonesia memiliki 257 juta penduduk, dan memiliki 4.579 perguruan tinggi negeri dan swasta. Sementara China, memiliki 1,4 miliar penduduk, dan memiliki 2.824 perguruan tinggi. Perguruang tinggi di Indonesia relatif banyak. Agar perguruan tinggi nasional bisa berada di level teratas, tidak ada jalan lain selain meningkatkan mutu.
Disain animasi kata Nasir sangat penting dan dibutuhkan dunia industri dan negara. Di satu negara, ada hasil kerja amimasi dijual dengan harga 1,5 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 18 miliar.
Nasir sangat berharap ITEBA bisa menjadi agen pembaharu untuk mendorong kemandirian pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang sains, teknik, dan desain. Lulusan ITEBA diharapkan memiliki daya saing tinggi, membanggakan Indonesia karena berbatasan dengan Malaysia dan Singapura.
Rektor ITEBA, Dr Ing Drs H Barnas Holil DEA menambahkan, ITEBA terdiri dari dua fakultas yaitu Fakultas Teknologi Industri, terdiri dari dua program studi (prodi) yaitu Teknik Industri (S1) dan Manajemen Rekayasa (S1). Kemudian, Fakultas Teknologi Informasi terdiri dari empat prodi yaitu Sistem Informasi (S1), Teknik Komputer (S1), Desain Komunikasi Visual (S1), dan Matematika (S1).
‘’Visi ITEBA adalah menjadi institusi pendidikan tinggi yang terkemuka di bidang sains, teknik dan desain di Indonesia dan internasional. Juga menjadi rujukan pendidikan tinggi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri),’’ sebut lelaki kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar) 27 Juli 1952 ini.
Anak keempat dari 11 bersaudara ini mengatakan, misi ITEBA menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan dan pembelajaran di bidang sains, teknik, dan desain yang dapat menghasilkan lulusan yang andal di bidangnya. Menyelenggarakan dan pengembangkan penelitian di bidang sains, teknik, dan desain berbasis kearifan lokal. Mengaplikasikan berbagai keahlian dan keilmuan melalui pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat. Menjadi agen pembaharu untuk mendorong kemandirian pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang sains, teknik, dan desain. Berberan sebagai simpul utama jejaring pendidikan tinggi sains, teknik, dan desain di Indonesia dan internasional.
Perguruan tinggi ini kata bapak dua anak ini, memiliki fasilitas berupa fitness centre, jogging track, futsal, laboratorium komputer, ruang kelas, dan perpustakaan.
Barnas yang juga Asesor Komite Akreditasi Nasional (KAN) ISO 17025 (lab pengujian itu) mengatakan, ITEBA hadir dengan tujuan menghasilkan lulusan di bidang sains, teknik, dan desain yang memiliki kompetensi, integritas dan daya saing di tingkat nasional dan internasional. Terwujudnya budaya meneliti di lingkungan sicitas akademika ITEBA yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan solusi terhadap permasalah bangsa. Terwujudnya pengelolaan institut yang profesional, efektif, dan efisien yang dapat memberdayakan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana dan dana yang optimal. Terwujudnya good university govermence yang accountable efektif dan efisien. ***
Sumber: BATAM POS