Sebuah langkah signifikan telah diambil oleh Institut Teknologi Batam (ITEBA) dalam upaya pengelolaan lingkungan, khususnya dalam menangani permasalahan sampah di Pulau Buluh. Pada Kamis, 2 Mei 2024, delegasi ITEBA yang terdiri dari Warek 1 Bapak Dr. Eng. Ansarullah Lawi, Dekan Fakultas Teknologi Industri Bapak Dr. Ir. M. Ansyar Bora, S.T, M.T, IPM., Ketua Program Studi Manajemen Rekayasa Bapak Ir. Aulia Agung Dermawan, S.T., M.T, dan Kepala Lab. TI/MR Bapak Ir. Dimas Akmarul Putera, S.T., M.T, menghadiri undangan Dirjen Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementrian KKP, Bapak Muhammad Yusuf, dalam rangka Rapat Koordinasi Teknis Rencana Aksi Pengelolaan Sampah di Pulau Buluh.
Rapat koordinasi ini, yang juga dihadiri oleh berbagai pihak termasuk Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), pemerintah daerah, PT Free The Sea, komunitas dan asosiasi lingkungan, serta warga setempat, membahas beberapa usulan rencana aksi untuk mengatasi masalah sampah di Pulau Buluh. Salah satu usulan yang disampaikan adalah mengenai mediasi dari pemerintah pusat terkait proposal CSR untuk kapal pengangkut sampah guna memperbaiki sistem distribusi persampahan di Pulau Buluh yang terkendala transportasi. Tujuan utamanya adalah menjadikan Pulau Buluh sebagai destinasi wisata dengan menjaga sistem pengelolaan sampah yang baik.
Muhammad Yusuf, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementrian KKP, menjelaskan bahwa KKP bersama PT Free The Sea dan ITEBA telah menandatangani MoU sebagai komitmen untuk menjalankan program ini. Kepala Dinas Perikanan juga memberikan usulan terkait teknis pemilahan sampah dan keberlanjutan operasional kapal bank sampah.
Wakil Rektor 1 ITEBA, Bapak Dr. Eng. Ansarullah Lawi, menyoroti kontribusi kampus dengan mengintegrasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan rencana aksi di Pulau Buluh. Mahasiswa ITEBA akan terlibat dalam kuliah lapangan untuk memahami langsung permasalahan lingkungan dan teknologi pengelolaan sampah, dengan harapan mereka akan menjadi agen perubahan di masa depan.
Dengan komitmen selama 3 tahun, ITEBA akan mengirimkan mahasiswa setiap semester untuk pembelajaran di lapangan di Pulau Buluh. Selain itu, ITEBA juga saat ini memiliki proyek penelitian terkait pembuatan mesin pengelolaan sampah yang efektif dan efisien dengan menggunakan teknologi digital. Bapak Lawi menyatakan bahwa ITEBA bangga menjadi bagian dari inisiatif ini dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
Inisiatif ini menegaskan bahwa kerjasama antara akademisi, pemerintah, dan industri adalah kunci untuk mengatasi tantangan lingkungan, serta membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.