Institut Teknologi Batam (ITEBA) mendapat kehormatan dari Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) sebagai salah satu tuan rumah Konferensi Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) ke-3 yang berlangsung pada 5-8 November 2024 di Pacific Palace Hotel, Batam. Mengusung tema “Policies, Libraries, and Artificial Intelligence: Managing Digital Technology to Enhance Higher Education Quality,” konferensi ini dihadiri oleh akademisi dan pustakawan dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Pembukaan konferensi diawali dengan sajian tarian persembahan khas Melayu Kepulauan Riau, diikuti oleh laporan Ketua Panitia KPPTI ke-3, Dwi Cahyo Prasetyo. Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Ketua FPPTI, Mariyah, S.Sos., M.Hum., dan Rektor ITEBA, Prof. Dr.-Ing. Ir. Hairul Abral. Dalam sambutannya, Prof. Hairul menyampaikan apresiasi kepada FPPTI atas kepercayaan yang diberikan kepada ITEBA sebagai tuan rumah konferensi bergengsi ini. Beliau juga menekankan pentingnya penerapan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, khususnya dalam pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi. Acara resmi dibuka oleh perwakilan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Agenda konferensi berlanjut dengan presentasi dari beberapa mitra perpustakaan, diikuti lokakarya bertajuk “Utilization of AI in Scientific Writing” yang dipandu oleh Suwondo, M.Kom., dari Universitas Diponegoro. Lokakarya ini mengupas manfaat kecerdasan buatan dalam penulisan ilmiah dan menarik minat para peserta yang hadir.
Sesi sore diisi dengan call for papers yang dipandu oleh Dr. Santi Delliana, di mana akademisi mempresentasikan inovasi mereka terkait pengelolaan perpustakaan dan teknologi pendidikan. Pada malam harinya, dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Perpustakaan Nasional dan berbagai perguruan tinggi, termasuk ITEBA. Nota kesepahaman ini bertujuan memperkuat sinergi antara perpustakaan perguruan tinggi dan Perpustakaan Nasional dalam menghadapi tantangan era digital.
Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso, mengungkapkan bahwa MoU tersebut merupakan bagian dari upaya Perpusnas untuk mendukung perguruan tinggi di Indonesia dalam meningkatkan kualitas perpustakaan. “Kami berharap, kerja sama ini akan memberi kontribusi nyata dalam mendukung penelitian, pembelajaran, dan inovasi di perguruan tinggi,” ujarnya.
Pada hari kedua, konferensi melanjutkan agenda dengan seminar internasional yang menghadirkan pembicara seperti Dr. Gaby Haddow dari Curtin University, Australia, serta akademisi dari Universitas Indonesia, University of Malaya, dan Universitas Brunei Darussalam. Diskusi yang berfokus pada pemanfaatan teknologi modern dalam pengelolaan perpustakaan menginspirasi para peserta untuk menerapkan praktik serupa di institusi masing-masing.
Hari ketiga diisi dengan kunjungan studi ke beberapa perpustakaan terkemuka di Singapura, seperti National University of Singapore (NUS), Singapore University of Technology and Design (SUTD), dan Singapore Polytechnic (SP), di mana peserta belajar dari praktik terbaik pengelolaan perpustakaan yang modern dan efektif.
Pada hari terakhir, peserta mengikuti kegiatan cultural literacy di Nongsa Digital Park, Batam, sebagai penutup rangkaian konferensi. Dengan membawa pengalaman dan pengetahuan baru, para peserta kembali ke daerah asal masing-masing, membawa semangat untuk memperkuat perpustakaan perguruan tinggi Indonesia di era digital.