Sebagai peringatan akan Hari Bumi 2024, Institut Teknologi Batam (ITEBA) menjadi tuan rumah bagi sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk “Menggagas Fasilitas Pengelolaan Sampah di Tanjung Uma”. Acara yang berlangsung pada Selasa, 23 April 2024, ini menjadi ajang kolaborasi antara PT BatamOn Global Group, Tanjung Uma Empowerment, dan ITEBA. Dalam FGD yang dipandu oleh moderator Ibu Dr. Reski Septiana, hadir beberapa perwakilan dari berbagai lini, mulai dari akademisi, pemerintahan, hingga pelaku industri.
Perwakilan dari Kelurahan Tanjung Uma mengungkapkan bahwa sampah yang membanjiri wilayah mereka sebagian besar berasal dari industri dan bisnis di sekitar RT 04. Masalah ini telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun, mengubah Tanjung Uma yang dulunya bersih menjadi tempat yang tercemar. Dalam konteks ini, peran aktif semua pihak sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kebersihan Tanjung Uma seperti masa lalu.
Dalam diskusi itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam turut memberikan paparan tentang regulasi dan kebijakan terkait pengelolaan sampah. Mereka juga memaparkan bahwa di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur, telah dibangun mesin pengolahan sampah yang menghasilkan berbagai produk berguna seperti furniture dan paving block.
Sementara itu, NGO Seven Clean Seas membagikan pencapaian mereka dalam membersihkan beberapa area dari sampah di Tanjung Uma selama hampir 2 tahun terakhir. Mereka menjelaskan upaya yang dilakukan, termasuk program pembersihan yang melibatkan 24 personel setiap hari.
Perwakilan dari PT BatamOn Global Group juga menyampaikan program pemberdayaan masyarakat yang telah mereka lakukan secara terjadwal dalam beberapa tahun terakhir, seperti pelatihan keterampilan, pendidikan gratis Bahasa iNggris untuk anak-anak, pembersihan lingkungan, dan forum diskusi dengan masyarakat sekitar.
Tak ketinggalan, kontribusi dari pihak akademisi seperti Universitas Universal (UVERS) dan ITEBA turut memperkaya diskusi. Penelitian dari UVERS memberikan wawasan tambahan dengan penelitian yang tekah dilakukan di Pulau Lengkang. Sementara ITEBA telah merancang berbagai inovasi teknologi untuk pengelolaan sampah, termasuk mesin pencacah plastik berbasis IoT yang dapat memantau dan mengelola sampah secara efektif.
Dalam penutupan acara, Wakil Rektor 1 ITEBA, Dr. Eng. Ansarullah Lawi yang turut hadir pada acara FGD ini, menekankan pentingnya pendekatan holistik dan kolaboratif dalam mengatasi krisis sampah di Tanjung Uma. Ini bukan hanya masalah satu pihak, tetapi membutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk mencapai visi bersihnya Tanjung Uma seperti pada tahun 1990-an.
Kolaborasi antarstakeholder dan penerapan teknologi inovatif menjadi kunci dalam menjawab tantangan lingkungan di Tanjung Uma. Dengan semangat dan komitmen yang sama, diharapkan Tanjung Uma dapat kembali bersinar sebagai contoh keberhasilan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.