
Jumat, 18 Juli 2025 – Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di bidang Manajemen Rekayasa, Wakil Rektor 1 Institut Teknologi Batam (ITEBA), Dr. Eng. Ansarullah Lawi, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Kerja Sama Penyelenggara Perguruan Tinggi Manajemen Rekayasa (BKSMR), memimpin kunjungan studi banding ke Singapore University of Technology and Design (SUTD), Singapura. Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi fasilitas pendukung pengembangan kurikulum Manajemen Rekayasa serta menjajaki peluang kerjasama dengan institusi internasional terkemuka di bidang teknologi dan desain.
Kunjungan ini diikuti oleh perwakilan dari enam kampus yang tergabung dalam BKSMR, yaitu Institut Teknologi Batam (ITEBA), Institut Teknologi Del (IT Del), Telkom University (Tel-U), Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI). Total peserta yang berpartisipasi dalam kunjungan ini mencapai 14 orang.
Selain Dr. Eng. Ansarullah Lawi, ITEBA juga mengirimkan Kaprodi Manajemen Rekayasa, Bapak Ir. Aulia Agung Dermawan, S.T., M.T., dan Sekprodi Manajemen Rekayasa, Ibu Elsa Putri Pertiwi, S.T., M.Tech, yang turut serta dalam studi banding ini.
Acara studi banding ini merupakan bagian dari program kerja BKSMR yang bertajuk EMBRACE 2025. Program ini dirancang untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara perguruan tinggi di Indonesia dengan institusi pendidikan luar negeri, yang berfokus pada pengembangan kurikulum serta pembinaan kerjasama internasional. SUTD, yang dikenal dengan pendekatan inovatif dalam pendidikan teknologi dan desain, menjadi contoh bagi pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan teknologi, desain, dan human-centered approach dalam pembelajaran.
Kegiatan ini memberi wawasan berharga bagi seluruh peserta tentang bagaimana SUTD menerapkan prinsip-prinsip desain dalam pendidikan, serta bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik dan lebih interaktif. Dengan harapan, hasil studi banding ini dapat diterapkan untuk memperkaya kurikulum di Indonesia, sehingga mencetak lulusan yang lebih siap menghadapi tantangan global dalam bidang Manajemen Rekayasa.








