
Institut Teknologi Batam (ITEBA) bekerja sama dengan Tanjung Uma Empowerment dan Forum Peduli Sampah Seluruh Indonesia (FORPASI) Wilayah Kepulauan Riau menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peran Pemuda dalam Konservasi Laut dan Ekonomi Biru Berkelanjutan” pada Sabtu, 26 Mei 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan akademisi, praktisi, aktivis lingkungan, serta mahasiswa dari berbagai institusi pendidikan tinggi di Kota Batam.
Acara diskusi dibuka oleh Wakil Rektor I ITEBA, Dr. Eng. Ansarullah Lawi, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Tanjung Uma Empowerment atas inisiasi penyelenggaraan FGD. Ia menekankan bahwa kegiatan ini selaras dengan arah pengembangan sumber daya manusia dalam Rencana Strategis ITEBA, yang menempatkan isu-isu kemaritiman sebagai fokus utama.
“Diskusi seperti ini sangat penting dalam membangun kesadaran kolektif dan aksi nyata generasi muda terhadap isu-isu kelautan dan lingkungan, terutama di kawasan pesisir seperti Batam,” ujar Dr. Ansarullah.
FGD ini menghadirkan narasumber utama Bapak Amrullah Rosadi, Advisory Board dari Divers Clean Action (DCA), sebuah LSM nasional yang dikenal aktif menangani isu sampah laut dan pelestarian ekosistem pesisir. Dalam paparannya, beliau membagikan pengalaman DCA dalam melakukan penelitian dan pemetaan sampah laut, edukasi lingkungan, pemberdayaan masyarakat pesisir, serta kerja sama dengan berbagai sektor untuk membangun ekowisata dan ekonomi sirkular.
“Peran pemuda sangat strategis dalam menjaga laut. Bukan hanya sebagai relawan, tetapi sebagai penggerak perubahan dalam komunitas mereka masing-masing,” tegas Amrullah.
Selain itu, Ketua World Clean Up Day Batam, Ibu Winda Sari Rosadi, turut menyampaikan pentingnya gerakan kebersihan yang berkelanjutan. Ketua FORPASI Kepri, Bapak David Christian Hutagaol, memaparkan tantangan dalam sistem retribusi sampah di Batam yang masih perlu dibenahi secara sistemik dan kolaboratif. Sementara itu, Ketua Mapala ITEBA, Kevin Jonathan Anugerah Manurung, menyoroti pentingnya pembentukan advokasi lingkungan yang dapat menjadi mitra kritis terhadap pelanggaran hukum oleh pelaku industri yang mencemari lingkungan.
Diskusi juga mencakup ide-ide kolaboratif seperti pengembangan proyek antara mahasiswa dan NGO, peluang pendirian startup lingkungan, serta akses pendanaan bagi inisiatif konservasi. Para peserta FGD menunjukkan antusiasme tinggi dalam merespons isu-isu strategis yang diangkat.
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 30 peserta ini menghadirkan representasi dari ITEBA, Politeknik Negeri Batam, dan Universitas Riau Kepulauan. Forum ini menjadi ruang dialog yang produktif dan mendorong sinergi lintas sektor dalam mewujudkan konservasi laut yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan terselenggaranya FGD ini, ITEBA memperkuat komitmennya sebagai institusi pendidikan tinggi yang aktif mendukung agenda pembangunan berkelanjutan dan memberdayakan generasi muda sebagai agen perubahan di bidang lingkungan dan kemaritiman.


