Senin, 9 Desember 2024 – Institut Teknologi Batam (ITEBA) menjadi tuan rumah Focus Group Discussion (FGD) yang membahas evaluasi progres Rencana Aksi Proyek Desa Pesisir Bersih di Pulau Buluh. Acara ini berlangsung di Ruang Rapat Dekan Fakultas Teknologi Industri, lantai 3 kampus ITEBA, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), PT Free The Sea, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, serta perwakilan dari ITEBA.
FGD tersebut dipimpin oleh Bapak Suryo Prasojo dari Direktorat P4K KKP, yang menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan lingkungan pesisir. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan kunci dalam menciptakan solusi inovatif yang berdampak nyata. “Pulau Buluh adalah model awal yang kami harapkan dapat menjadi inspirasi bagi wilayah pesisir lainnya di Indonesia. Dengan sinergi yang baik, kita dapat menciptakan ekosistem pesisir yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ujar Bapak Suryo Prasojo.
Diskusi ini menghasilkan berbagai pembaruan terkait inisiatif proyek, seperti pemanfaatan inovasi teknologi untuk pengolahan sampah. Teknologi seperti pyrolysis, mini RDF, incinerator, dan pengolahan sampah organik untuk biogas dan kompos terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan. Sampah plastik bernilai ekonomis juga dimanfaatkan menjadi produk seperti paving block, yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat.
Selain itu, sistem pendataan digital untuk pengelolaan sampah sedang dibangun. Sistem ini akan memungkinkan pemantauan yang lebih efisien dan transparan terhadap pengelolaan sampah di Pulau Buluh. Kampanye edukasi juga terus dilakukan, mulai dari pemilahan sampah hingga pelatihan pengelolaan ekonomi berbasis sampah kepada masyarakat, siswa sekolah, dan kelompok ibu rumah tangga. Aksi bersih pantai yang rutin dilaksanakan menjadi bagian dari kampanye cinta laut, memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Peningkatan infrastruktur seperti penyediaan mesin press sampah, kendaraan roda tiga, dan bangunan sentra pengelolaan sampah juga menjadi fokus dalam rencana aksi ini. Hal ini bertujuan untuk menciptakan fasilitas yang memadai bagi masyarakat setempat dalam mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
Dr. Eng. Ansarullah Lawi, Wakil Rektor 1 ITEBA, menekankan pentingnya peran akademisi dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. “Melalui program magang mahasiswa (MBKM), kami berharap dapat berkontribusi langsung dalam implementasi proyek ini dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat pesisir,” ujar beliau.
FGD ini menjadi bukti nyata komitmen semua pihak dalam mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir Pulau Buluh. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, proyek ini diharapkan dapat menjadi model pengelolaan lingkungan pesisir yang dapat diterapkan di wilayah lain di Indonesia.