
Batam, 31 Juli 2025 – Provinsi Kepulauan Riau dijuluki negeri segantang lada. Dalam bahasa Melayu Kepri, lada disebut dengan nama sahang dan saat ini menjadi komoditas perkebunan yang kurang populer dibandingkan tanaman lain seperti karet dan kelapa sawit. Penyebutan Segantang Lada juga dikaitkan dulunya di kawasan ini sebagai salah satu daerah penghasil lada terbesar pada abad 19.
Lada, baik hitam maupun putih, merupakan komoditas ekspor strategis Indonesia, namun kini sentra produksinya lebih banyak berada di Kepulauan Bangka Belitung dan Lampung. Provinsi Kepulauan Riau kini statusnya bukan lagi daerah penghasil lada yang diperhitungkan di Indonesia
Atas dasar itulah pada Kamis 31 Juli 2025, Institut Teknologi Batam (ITEBA) menerima kunjungan dari International Pepper Community (IPC) dan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) dalam rangka penjajakan kerja sama riset di bidang komoditi lada. Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat lt 2 dihadiri oleh Rektor ITEBA Bapak Prof Dr. Ing. Ir H Hairul Abral, Wakil Rektor I Bapak Dr. Eng. Ansarullah Lawi, M.Eng., Wakil Rektor II ITEBA Bapak Dipl. Ing. Ir. H. Hery Sunarsono, DEA, serta Kepala Bagian Kerja Sama ITEBA Bapak Zainul Munir, S.T., Me.TC.
Rombongan IPC dipimpin langsung oleh Executive Director, Ibu Marina Novira A, yang dalam pemaparannya menjelaskan latar belakang dan misi IPC dalam membangun sinergi dengan perguruan tinggi, termasuk ITEBA, untuk mengembangkan riset dan inovasi terkait komoditi lada yang bernilai tinggi.
“Batam memiliki sejarah dan posisi strategis dalam jalur perdagangan ekspor-impor, termasuk komoditi lada. Kami melihat ITEBA sebagai mitra potensial dalam mendukung riset terapan yang mampu memberikan nilai tambah pada produk turunan lada,” ujar Marina.
Tim IPC turut membawa berbagai contoh produk hasil olahan lada, seperti parfum, makanan ringan, kopi olahan, hingga produk kecantikan berbasis rempah, sebagai bentuk potensi pengembangan inovasi berbasis riset.
Sementara itu, perwakilan dari BP Batam menyampaikan dukungan terhadap inisiatif ini, mengingat peran BP Batam sebagai otoritas dalam regulasi keluar masuknya komoditi ekspor-impor. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung upaya menjadikan Batam kembali sebagai salah satu pusat strategis perdagangan komoditi lada di kawasan Asia Tenggara.
Rektor ITEBA menyambut baik rencana tersebut dan menyatakan kesiapan institusi untuk membangun kolaborasi riset berbasis kebutuhan industri dan potensi wilayah.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan cinderamata dari IPC kepada pihak ITEBA, sebagai simbol awal kerja sama yang diharapkan berlanjut ke tahap implementasi konkret.


-Tim Publikasi Humas