
Batam, 30 September 2025 – Tim peneliti dari Institut Teknologi Batam (ITEBA) berhasil mengembangkan prototipe mesin pirolisis yang mampu mengonversi sampah plastik laut menjadi energi terbarukan. Mesin pirolisis ini dilengkapi dengan sistem pemantauan berbasis Internet of Things (IoT) yang memungkinkan pengendalian proses secara real-time. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi masalah sampah plastik yang mencemari lautan sekaligus menyediakan solusi energi ramah lingkungan.
Menurut laporan yang diterima, mesin pirolisis ini tidak hanya mengubah sampah plastik menjadi syngas (gas sintesis) yang dapat dimanfaatkan sebagai energi, tetapi juga terintegrasi dengan teknologi Machine Learning (ML) untuk mengoptimalkan efisiensi proses. Data yang dikumpulkan dari sensor IoT digunakan untuk menyesuaikan pengaturan suhu, tekanan, dan aliran gas, sehingga proses pirolisis menjadi lebih efektif dan efisien.
Ketua tim peneliti, Alvendo Wahyu Aranski, M.Kom, menyatakan, “Penelitian ini memberikan kontribusi besar dalam solusi pengelolaan sampah laut, yang selama ini menjadi masalah lingkungan global. Mesin pirolisis yang kami kembangkan dapat mengubah sampah plastik laut menjadi energi terbarukan, yang dapat digunakan untuk kebutuhan energi lokal.”
Alvendo menambahkan bahwa dengan menggabungkan teknologi canggih ini, mereka berharap dapat memberikan dampak positif terhadap pengelolaan sampah plastik di pesisir. Uji coba lapangan yang dilakukan di Pulau Buluh, Batam, menunjukkan hasil menjanjikan meski mesin masih memerlukan penyempurnaan dalam hal kapasitas dan efisiensi.
Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (2025) melalui skema PFR Penelitian Fundamental Reguler Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan:
- Nomor Kontrak Induk: 134/C3/DT.05.00/PM/2025
- Nomor Kontrak Turunan: 019/LL17DT.05.00/PM/2025
- Nomor Kontrak LPPM: 015/LPPM/KPKM-ITEBA/VI/2025
Menurut Ir. Aulia Agung Dermawan, M.T, Dosen Manajemen Rekayasa ITEBA, “Teknologi Machine Learning yang kami terapkan membantu mengoptimalkan proses pirolisis dengan cara menganalisis data secara real-time. Dengan ini, kami bisa mengatur parameter mesin dengan lebih akurat dan efisien, yang pada gilirannya meningkatkan hasil konversi sampah plastik menjadi energi.”
Hal senada disampaikan oleh Muhammad Khaerul Naim Mursalim, Dosen Teknik Informatika Universitas Universal. Ia menjelaskan, “Sistem IoT yang kami kembangkan tidak hanya memantau kondisi mesin, tetapi juga memungkinkan pengumpulan data secara akurat dan real-time untuk menganalisis kinerja mesin serta memprediksi hasil konversi energi.”
Sementara itu, Amirah Nova Khairiyah, Dosen Teknik Industri ITEBA, menekankan, “Kolaborasi antara IoT dan Machine Learning membuka peluang besar bagi pengolahan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.”
Dukungan keilmuan juga diberikan oleh Dr. Eng. Ansarullah Lawi, M.Eng, yang menyoroti pentingnya riset multidisiplin dalam menyelesaikan masalah kompleks seperti sampah laut. Adapun Muhammad Adi Setiawan Aritonang turut berkontribusi dalam pengembangan sistem data untuk pemantauan kinerja mesin secara berkelanjutan.
Tidak hanya dosen, mahasiswa juga berperan aktif. Naufal Indra Lesmana, Mahasiswa Manajemen Rekayasa ITEBA, menyampaikan, “Bergabung dalam penelitian ini memberikan pengalaman berharga. Kami bisa melihat langsung bagaimana teknologi cerdas membantu mengatasi masalah global seperti sampah laut sekaligus mendukung solusi energi terbarukan.”
Kendala dan Upaya Penyempurnaan
Meski menghadapi beberapa kendala, seperti keterlambatan pengadaan bahan dan masalah teknis pada prototipe, tim peneliti terus melakukan perbaikan sistem dan peningkatan kinerja mesin. Dengan pengembangan berkelanjutan, mesin ini diharapkan dapat berfungsi lebih efisien dalam skala yang lebih besar.
Dengan terobosan ini, tim peneliti ITEBA bersama mitra perguruan tinggi optimis dapat membuka jalan bagi pengelolaan sampah laut yang lebih efisien sekaligus menghasilkan energi terbarukan yang berkelanjutan untuk masa depan.




-Tim Publikasi Humas