
Rabu, 16 Juli 2025 – Dalam rangkaian program EMBRACE 2025 yang digelar di Institut Teknologi Batam (ITEBA), Wakil Rektor I ITEBA sekaligus Ketua Badan Kerja Sama Penyelenggara Program Studi Manajemen Rekayasa (BKSMR), Dr. Eng. Ansarullah Lawi, memimpin kunjungan industri ke PT Labtech International di Kawasan Industri Sekupang, Batam. Kegiatan ini turut diikuti oleh 13 perwakilan akademisi dari lima perguruan tinggi anggota BKSMR, yakni ITEBA, Institut Teknologi Del (IT Del), Telkom University (Tel-U), Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), dan Universitas Islam Indonesia (UII).
Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda EMBRACE 2025—Engineering Management Bridging Resilience, Advancement, and Collaboration for Excellence—yang bertujuan mendekatkan dunia akademik dengan praktik dan kebutuhan nyata industri, serta memperkuat kolaborasi lintas institusi dan sektor.
PT Labtech International, sebagai tuan rumah, memperkenalkan lini produksi dan inovasi mereka dalam bidang teknologi pendidikan teknik. Perusahaan ini telah dikenal sebagai penyedia sistem pelatihan teknis dan peralatan pendidikan yang digunakan di lebih dari 80 negara. Spesialisasi mereka mencakup berbagai bidang seperti ICT, otomotif, HVAC, mekatronika, hingga elektronik, dengan pendekatan modular dan berbasis digital yang mendukung kebutuhan industri 4.0.
Dalam sambutannya, Direktur PT Labtech International, Bapak Nyoman Sutajaya, menegaskan komitmen mereka terhadap mutu dan keberlanjutan dengan delapan sertifikasi ISO, termasuk ISO khusus untuk riset dan pengembangan sistem pendidikan teknik—sebuah pencapaian langka yang menempatkan Labtech dalam posisi unggul di kancah global.
Dari pihak ITEBA, turut hadir mendampingi Wakil Rektor I, yakni Dekan Fakultas Teknologi Industri Dr. Ir. M. Ansyar Bora, S.T., M.T., IPM., Ketua Program Studi Manajemen Rekayasa Ir. Aulia Agung Dermawan, S.T., M.T., serta Sekretaris Program Studi Elsa Putri Pertiwi, S.T., M.Tech. Mereka menyatakan bahwa sistem pelatihan berbasis industri yang dikembangkan Labtech sangat relevan dengan kurikulum Manajemen Rekayasa, terutama dalam membentuk lulusan yang siap menghadapi tantangan industri global.
“Labtech memberi kita inspirasi bagaimana dunia pendidikan dan industri dapat bersinergi untuk menciptakan solusi nyata dalam transformasi teknologi dan pembelajaran teknik,” ujar Pak Lawi dalam sesi refleksi usai tur fasilitas.
Selain memberi pemahaman langsung tentang praktik manufaktur dan pengembangan teknologi pendidikan, kunjungan ini juga membuka peluang kolaborasi lanjutan, mulai dari penyusunan kurikulum, integrasi laboratorium, hingga pembelajaran berbasis proyek yang mendekatkan mahasiswa pada praktik kerja nyata.
Kunjungan industri ke Labtech menjadi bagian integral dari upaya BKSMR untuk menyelaraskan pendidikan tinggi Manajemen Rekayasa dengan kebutuhan zaman. Dengan semakin kompleksnya tantangan era digital, sinergi seperti ini diharapkan mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga adaptif, inovatif, dan siap menjadi penggerak transformasi industri nasional.





