
Batam, 23 Mei 2025 – Komitmen memperkuat kapasitas nelayan kecil dan tradisional dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan perubahan iklim diwujudkan melalui kegiatan Pelatihan Literasi Cuaca & Iklim Pesisir (PESIAR) yang digelar oleh Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kepulauan Riau (Kepri) bekerja sama dengan BMKG Kepri dan kampus Institut Teknologi Batam (ITEBA).
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, yakni 22–23 Mei 2025, bertempat di gedung perkuliahan lantai 3 ITEBA, ini diikuti oleh nelayan kecil dan tradisional dari wilayah pesisir, termasuk perempuan nelayan dan istri nelayan yang aktif dalam pengambilan keputusan rumah tangga maupun aktivitas ekonomi pesisir.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I ITEBA Dr. Eng. Ansarullah Lawi, M.Eng dan juga dihadiri oleh Roni Adi, SE., MM Dosen Perdagangan Internasional ITEBA. Dalam sambutannya, Dr. Eng. Ansarullah Lawi, M.Eng menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dalam menghadapi perubahan iklim. “Perguruan tinggi tidak hanya berperan dalam dunia akademik, tetapi juga harus hadir sebagai mitra strategis dalam pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.


Ketua DPD KNTI Kota Batam Armen Mustika, dalam sambutannya menekankan bahwa literasi cuaca dan iklim bukan hanya pengetahuan teknis, melainkan menjadi bagian penting dalam strategi adaptasi nelayan tradisional yang selama ini menjadi garda terdepan ketahanan pangan laut. “PESIAR adalah bagian dari ikhtiar membangun jejaring nelayan yang tangguh dan saling belajar,” jelasnya.
Materi pelatihan disampaikan langsung oleh Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Hang Nadim Batam, Ramlan, S.Si, M.Si., dan Suratman, Koordinator Bidang Layanan Data, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Hang Nadim Batam yang memaparkan dinamika iklim pesisir, cara membaca informasi cuaca secara praktis, serta strategi mitigasi risiko cuaca ekstrem. “Kami ingin memastikan informasi iklim tidak hanya sampai, tapi benar-benar dipahami dan bisa dimanfaatkan oleh nelayan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Peserta pelatihan juga diajak untuk berdiskusi dan mempraktikkan cara-cara sederhana dalam membaca peta cuaca dan menggunakan aplikasi prediksi cuaca yang relevan untuk aktivitas melaut.


Pelatihan ini bertujuan membentuk jejaring nelayan tangguh yang saling berbagi informasi dan pengalaman dalam menghadapi kondisi laut yang semakin tidak menentu. Tak hanya itu, pada sesi break, ITEBA dan BMKG mendapatkan momentum untuk berdiskusi potensi kerjasama yang dapat dikolaborasikan seperti magang Mahasiswa, pelaksanaan seminar atau kuliah umum untuk Mahasiswa, praktisi mengajar, dan dukungan riset dari data BMKG untuk Mahasiswa dan Dosen ITEBA. Kedepan, Prodi Perdagangan Internasional menyatakan kesiapaannya dalam mendukung KNTI Batam mengembangkan potensi ekonomi anggotanya khususnya ekspor budidaya rumput laut
PESIAR menjadi salah satu bentuk nyata dari usaha bersama antara komunitas nelayan, lembaga negara, dan institusi pendidikan dalam membangun ketahanan komunitas pesisir yang lebih adaptif dan berdaya saing di tengah krisis iklim.